Masyarakat Suku tenger di Desa Jetak berbondong membawa bunga dan sesajen untuk mendatangi pemakaman umum yang ada di desa setempat. Saat perayaan, masyarakat Tengger menggunakan pakaian adat saat berziarah. Iring-iringan masyarakat menuju makam beserta tetabuhan alat musik khas Tengger juga mengiringi pelaksanaan tradisi ziarah kubur Suku Tengger di Desa Jetak.
Kades Jetak, Nantoro menyampaikan, ritual Nyadran merupakan acara terakhir atau sebagai ritual penutup Hari Raya Karo sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur. "Semua masyarakat Tengger yang ada di Jetak akan pergi ke makam untuk mengikuti ritual Nyadran. Sebelum ziarah berlangsung ritual ini diawali dengan adanya japa mantra dari Romo Dukun, baru setelah itu masyarakat boleh melaksanakan ziarah ke makam para leluhur," katanya.
Lebih jauh, dijelaskan bahwa ritual Nyadran merupakan tradisi atau adat dari Suku Tengger yang digelar setelah tujuh hari dari Karo. Tradisi nyadran sudah turun-temurun yang harus tetap dijaga kelestariannya. "Tradisi ini mengingatkan bahwa keguyuban, kebersamaan masyarakat khusunya Suku Tengger masih tetap terjalin,” tandasnya.
Soren harinya, warga Suku Tegger juga melakukan Tari Ojung. Salah satu tari traditional dan kombinasi dari olah raga khas suku Tengger di wilayah Bromo. Tarian ini dimainkan oleh dua orang pria yang silih berganti memukul lawan dengan menggunakan rotan.
Tari ini diadakan untuk merayakan pernikahan dan sebagai bentuk acara ritual adat Tengger, dan sebagai upacara ritual umat Hindu. Saat dua pemain saling memecuti, akan terdengar alunan musik traditional Tengger sebagai pengiring musik. (rpd/fun)
0 Komentar